Morfologi dan daur penyakit
Konidia dapat membentuk apresoria yang dirangsang oleh
keadaan suhu, kelembaban dan nutrisi yang cocok. Pada saat perkecambahan
apresoria akan cepat dan mudah menginfeksi inangnya. Penyakit kurang terdapat
pada musim kemarau, atau dilahan yang mempunyai drainase baik, dan yang
gulmanya terkendali.
Penyakit ini tersebar luas di daerah pertanaman bawang di
Indonesia.
Gejala serangan
Pada gejala awal, daun memperlihatkan
bercak putih berukuran antara 1 - 2 mm. Bercak putih
melebar dan berubah warna menjadi kehijauan. Tanaman mati dengan mendadak, daun
bawah rebah karena pangkal daun mengecil. Penyakit ini dikenal sebagai penyakit
otomatis, karena tanaman yang terserang pasti akan mati. Spora nampak
bila infeksi telah lanjut, dengan koloni berwarna merah muda, yang berubah
menjadi coklat gelap dan akhirnya kehitam-hitaman.
Apabila kelembaban udara tinggi terutama dimusim hujan, miselium
akan tumbuh dari helai daun menembus sampai ke umbi menyebar ke permukaan
tanah. Miselium yang ada di permukaan tanah berwarna putih dan dapat menyebar
ke tanaman lain yang berdekatan. Daun menjadi kering, umbi membusuk.
Infeksi sporadis menyebabkan pertanaman tampak botak di beberapa tempat.
Tanaman inang lain
Tanaman sayuran kacang-kacangan, labu-labuan dan terung-terungan.
Cara pengendalian
- Pengendalian secara bercocok tanam, dengan mengatur waktu tanam yang tepat, penggunaan benih yang berasal dari tanaman sehat.
- Pengendalian fisik/mekanik, dengan cara sanitasi dan pembakaran sisa-sisa tanamana sakit, eradikasi selektif terhadap tanaman terserang jika hasil pengamatan serangan ringan < 10 %..
- Pengendalian kimia, dilakukan jika hasil pengamatan intensitas serangan > 10 %. Fungisida yang digunakan yang telah diizinkan oleh Menteri Pertanian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar